Mayat
Rosalia Lombardo, seorang anak perempuan Sisilia berusia dua tahun yang
meninggal tahun 1920, masih terlihat segar. Muminya yang dikenal dengan
"Sleeping Beauty" disimpan dalam kotak kaca di Palermo, Italia.
Ramuan
yang membuat mumi tersebut masih terlihat segar menjadi rahasia selama
bertahun-tahun. Namun, ahli antropologi biologi dari Institute for
Mummies and the Iceman bernama Dario Piombino-Mascali berhasil
mengungkap racikan yang dipakai untuk mengawetkan Rosalia.
Ia
mencari tahu bahan-bahan yang digunakan dari kerabat dan orang-orang
dekat Alfredo Salafia, seorang taksidermis atau ahli pembuat awetan yang
tewas tahun 1933. Dari catatan tangan yang dibuat Salafia terungkap
bahwa ia menyuntikkan zat-zat kimia ke tubuh Rosalia berupa formalin,
garam seng, alkohol, asam salisilat, dan gliserol.
Formalin
merupakan bahan yang saat ini paling umum digunakan untuk mengawetkan
mayat. Campuran formaldehid dan air itu membunuh semua bakteri penyebab
pembusukan daging. Salafia adalah salah satu pelopor penggunaan bahan
kimia tersebut untuk mengawetkan mayat.
Sementara
alkohol di daerah yang kering akan berfungsi mempertahankan mayat
Rosalia tetap kering sehingga lebih awet terhadap perubahan suhu dan
kelembaban. Gliserol seperti minyak akan mencegah tubuhnya terlalu
kering dan asam salisilat mencegah pertumbuhan jamur.
Namun,
kunci utama pengawetan mayat tersebut adalah garam seng. Menurut
Melissa Johnsons Williams, Direktur Eksekutif American Society of
Embalmers, seng tidak digunakan dalam proses pengawetan di AS. "Seng
membuatnya kaku. Anda dapat mengangkatnya dari peti dan membiarkannya
berdiri," jelas Williams.
Like This..?? Share
This Article..
No comments:
Post a Comment